Menurut berbagai sumber, multitasking adalah proses saat seseorang melakukan dua atau lebih pekerjaan dalam satu waktu. Misalnya saat kita mengerjakan tugas di laptop sambil mendengarkan musik. Contoh lain adalah membalas email ketika meeting. Hal ini biasanya dilakukan dengan dalih efisiensi waktu agar beberapa pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat.
Multitasking Skill atau Mitos?
Sebagian orang percaya bahwa mereka memiliki kemampuan multitasking. Namun, kenyataan ini berbeda dengan yang disebutkan dari berbagai sumber bahwa multitasking adalah sebuah mitos.
Orang yang mengatakan dirinya multitasking bisa dianggap sedang berhalusinasi. Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa penelitian bahwa otak kita hanya mampu melakukan satu tugas pada satu waktu. Oleh karena itu, melakukan dua hal sekaligus dalam waktu bersamaan cukup mustahil.
Misalnya kamu sedang mengerjakan tugas sambil memutar musik. Sesungguhnya otak akan terfokus hanya pada satu pekerjaan. Apakah itu mendengarkan musik atau mengerjakan tugas. Pilihan ada pada perintah kita terhadap otak mau fokus ke mana.
Biasanya ketika kita fokus mengerjakan tugas, lirik lagu yang kita dengar hanya lewat semata. Namun, jika kita berfokus mendengarkan lagu dan ikut bernyanyi biasanya pikiran kita terhadap tugas akan terhenti sejenak dan menikmati lagu tersebut. Ketika terfokus kembali pada tugas, kita bisa bekerja kembali dan begitu seterusnya.
Hal inilah yang disebut sebagai kegiatan switching (pergantian), kondisi saat kita memaksa otak untuk melakukan perpindahan kegiatan dalam durasi waktu yang tertentu. Jadi bisa dikatakan multitasking itu hanyalah ilusi.
Multitasking meningkatkan Produktivitas
Banyak orang mengatakan bahwa memiliki kemampuan multitasking adalah hal yang baik. Hal ini dikarenakan keyakinan bahwa kemampuan ini mampu meningkatkan produktivitas.
Penelitian yang dilakukan di Standford University menunjukkan hal berbeda dan menyimpulkan bahwa multitasking justru menurunkan produktivitas. Mereka menemukan bahwa orang-orang yang menganggap dirinya multitasking justru menunjukkan performa yang lebih buruk dibandingkan orang dengan single tasking. Pada penelitian lainnya menunjukkan bawah mulitatasking mampu menurunkan produktifitas sebanyak 40%.
Multitasking Menurunkan IQ
Sebenarnya pada saat kita melakukan multitasking, kita tengah menggunakan kemampuan kognitif otak untuk berpikir dan menganalisa informasi. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa otak memerlukan waktu empat kali lebih lama untuk mengenali informasi baru yang memperlambat penyelesaian tugas atau pekerjaan. Oleh karena itu, pada saat melakukan kegiatan multitasking dibutuhkan waktu yang agak lama untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
Studi di University of London yang dilansir dari majalah forbes menyebutkan bahwa multitasking dapat menurunkan IQ seseorang. Orang yang melakukan multitasking saat otak melakukan pekerjaan kognitif dapat menurunkan IQnya 15 point hingga setara dengan anak usia 8 tahun.
Multitasking Merusak Otak
Lanjutan dari sebelumnya, multitasking sejatinya dapat merusak otak. Hal ini dapat disebabkan oleh gangguan fungsi kognitif pada otak.
University of Sussex di UK melakukan penelitian terhadap orang-orang yang sering melakukan chatting sambil menonton televisi. Para peneliti melakukan scan MRI terhadap otak mereka. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa orang yang sering melakukan multitasking memiliki kepadatan otak yang kecil di bagian anterior cingulate cortex. Bagian ini yang bertanggung jawab untuk mengontrol fungsi empati, kognitif, dan emosional seseorang. Meskipun belum ditemukan kegagalan dalam fungsi otak, multitasking ini memiliki efek negatif.
Stop Multitasking! Lakukan ini…
Setelah membaca ini, apakah kamu masih ingin melakukan kegiatan multitasking? Apalagi orang yang cukup cekatan, dan mengharapkan efisiensi dalam bekerja. Well, don’t worry, be happy! Lakukan tips berikut.
1. Usahakan menyelesaikan pekerjaan satu per satu
Kamu mungkin orang yang cekatan sehingga bisa melakukan banyak kegiatan di suatu waktu menurut penilaianmu. Untuk menghindari adanya fungsi kognitif yang berlebihan pada otak, selesaikan satu pekerjaan secara tuntas baru kemudian pindah ke tugas berikutnya. Kamu tetap bisa menyelesaikan tugas-tugas itu dengan cepat dan cekatan bahkan lebih cepat dari yang kamu perkirakan.
2. Delegasikan tugas-tugas yang ingin kamu selesaikan dalam waktu bersamaan
Jika ada tugas yang harus dilakukan bersamaan, mintalah bantuan orang lain. Misalnya kamu harus menghadiri meeting penting, pada waktu bersamaan kamu harus membeli sesuatu untuk anak dirumah. Kamu dapat mendelegasikan tugas belanja ini kepada orang-orang terdekat. Ada juga Helper yang siap sedia membantu kamu menuntaskan pekerjaan tersebut. Jadi, tetap bisa multitasking alias menyelesaikan pekerjaan pada waktu yang sama.
3. Lakukan teknik Podomoro jika diperlukan. Teknik podomoro ini biasanya melakukan suatu kegiatan selama 25 menit dan istirahat selama Lima menit. Begitu seterusnya. Hal ini dapat membantu kamu meningkatkan produktivitas kerja dan fokus terhadap suatu pekerjaan.
Baca juga: Tips Pindahan Rumah Anti Ribet